Sejarah

Pertanyaan

perbandingan sistem ekonomi orde lama dengan orde baru

2 Jawaban

  • Pada masa Orde Lama, Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya. Akan tetapi kenyataannya, kekuatan asing terutama Belanda terus menerus berusaha merongrong kedaulatan yang dimiliki  Indonesia. Oleh karena itu, fokus  pemerintahan berdaulat Indonesia belumlah masuk ke dalam pembenahan perekonomian. Indonesia masih sibuk untuk mempertahankan kemerdekaan dan mencari dukungan luar negeri untuk mengakui kemerdekaan negara Indonesia. Sistem demokrasi yang parlementer mengakibatkan pergantian kabinet yang terlau sering. Umur kabinet terlalu pendek sehingga tidak bisa menjalankan program-programnya dengan baik. Hal ini adalah salah satu dampak negatif dari adanya demokrasi yang terlalu banyak terjadi perbedaan pendapat dan kepentingan. Pada masa Orde Lama dibawah pimpinan Soekarno bersikap anti batuan asing dan berorientasi ke dalam. Soekarno menyatakan bahwa nilai kemerdekaan yang paling tinggi adalah berdiri di atas kaki sendiri atau yang biasa disebut “berdikari” (Mas’oed, 1989:76). Soekarno tidak menghendaki adanya bantuan luar negeri dalam membangun perekonomian Indonesia. Pembangunan ekonomi Indonesia haruslah dilakukan oleh Indonesia sendiri. Bahkan Soekarno melakukan kampanye Ganyang Malaysia yang semakin memperkuat posisinya sebagai oposisi bantuan asing.

    Semangat nasionalisme Soekarno menjadi pemicu sikapnya yang tidak menginginkan pihak asing ikut campur dalam pembangungan ekonomi Indonesia. Padahal saat itu di awal kemerdekaannya Indonesia membutuhkan pondasi yang kuat dalam pilar ekonomi. Sikap Soekarno yang anti bantuan asing pada akhirnya membawa konsekuensi tersendiri yaitu terjadinya kekacauan ekonomi di Indonesia. Soekarno cenderung mengabaikan permasalahan mengenai ekonomi negara, pengeluaran besar-besaran yang terjadi bukan ditujukan terhadap pembangunan, melainkan untuk kebutuhan militer, proyek mercusuar, dan dana-dana politik lainnya. Soekarno juga cenderung menutup Indonesia terhadap dunia luar terutama negara-negara barat. Hal itu diperkeruh dengan terjadinya inflasi hingga 600% per tahun pada 1966 yang pada akhirnya mengakibatkan kekacauan ekonomi bagi Indonesia. Kepercayaan masyarakat pada era Orde Lama kemudian menurun karena rakyat tidak mendapatkan kesejahteraan dalam bidang ekonomi.

    Pada Masa Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto, slogan “Politik sebagai Panglima” berubah menjadi “Ekonomi sebagai Panglima”. Pada masa ini, pembangunan ekonomi merupakan keutamaan, buktinya, kebijakan-kebijakan Soeharto berorientasi kepada pembangunan ekonomi. Soeharto berusaha menarik modal dari negara-negara barat. Perekonomian pada masa Soeharto juga ditandai dengan adanya perbaikan di berbagai sektor dan pengiriman delegasi untuk mendapatkan pinjaman-pinjaman dari negara-negara barat dan juga IMF. Jenis bantuan asing ini sangat berarti dalam menstabilkan harga-harga melalui “injeksi” bahan impor ke pasar. Orde Baru berpandangan bahwa Indonesia memerlukan dukungan baik dari pemerintah negara kapitalis asing maupun dari masyarakat bisnis internasional pada umumnya, yakni para banker dan perusahaan-perusahaan multinasional (Mochtar 1989,67).

    Orde Baru cenderung berorientasi keluar dalam membangun ekonomi. Langkah Soeharto dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, tahap penyelamatan yang bertujuan untuk mencegah agar kemerosotan ekonomi tidak menjadi lebih buruk lagi. Kedua, stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi, yang mengendalikan inflasi dan memperbaiki infrastruktur ekonmi. Ketiga, pembangunan ekonomi. Hubungan Indonesia dengan negara lain dipererat melalui berbagai kerjasama, Indonesia juga aktif dalam organisasi internasional, terutama PBB, dan penyelesaian konflik dengan Malaysia. Perekonomian Indonesia pada tahun 1970-an masih tergantung pada ekspor migas,dan setelah terjadi resesi ekonomi(1984),pemerintah mengambil kebijakan untuk memperkuatsektor non-migas dengan melakukan deregulasi dalam bidang ekonomi Awalnya bantuan asing sulit diperoleh karena mereka telah dikecewakan oleh Soekarno, namun dengan berbagai usaha dan pendekatan yang dilakukan kucuran dana asing tersebut akhirnya diterima Indonesia. Ekonomi Indonesia mulai bangkit bahkan akhirnya menjadi begitu kuat.

    Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde BaruPresiden Soeharto, ekonomi Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melaluibantuan asing. Pada pertengahan 1980-an pemerintah mulai menghilangkan hambatan kepada aktivitas ekonomi. Langkah ini ditujukan utamanya pada sektor eksternal dan finansial dan dirancang untuk meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan di bidang ekspor non-minyak. GDP nyata tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7% dari 1987-1997, dan banyak analisis mengakui Indonesia sebagai ekonomi industri dan pasar utama yang berkembang. .

  • Orde Lama :1.Sektor Pertanian masih menjadi sektor yang dominan dalam perekonomian Indonesia baik masa penjajahan maupun masa Orde Lama2 Perekonomian berjalan lambat, karena berbagai fatktor seperti adanya politik mercusuar, pergantian cabinet yang terlalu sering, dan terjadi pergolakan politik.3.Kepemimpinan Suekarno anti bantuan asing dan berdaulat ke dalam.4.  Untuk membangun ekonomi,sangat diperlukan stabilitas politik yang bagus dan kinerja pemerintah  yang terfokus.
    Orde Baru:
    1.Pemerintahan Orde Baru diawali dengan kondisi ekonomi peninggalan Orde Lama yangkurang bagus yaitu adanya inflasi yang tinggi dan stabilitas nasional yang terganggu.2.Kepemimpinan Sueharto pro terhadap bantuan asing dan berdaulat keluar.3. Pemerintah Orde Baru mengambil kebijakan stabilisasi dan rehabilitasi perekonomidengan menekan inflasi dan mengendalikannya serta memperbaiki sendi perekonomiandengan memperbaiki kemampuan berproduksi.4.  Pemerintahan Orde Baru juga berfokus pada stabilitas politik agar pembangunanekonomi tidak terganggu.

Pertanyaan Lainnya